Banyak yang mengatakan bahwa micin adalah penyebab dari kebodohan. Citra buruk micin ini ternyata nggak main-main lho. Buktinya sampai banyak restoran yang melabeli diri mereka ‘No MSG‘. Label ini seolah-olah sama pentingnya dengan label ‘Halal’ atau ‘No Pork’, yang kalau sengaja dikonsumsi orang muslim bisa menimbulkan dosa karena melanggar apa yang diharamkan. Dan secara tak sadar digunakan sebagai patokan orang dalam memilih tempat makan. Apakah hal ini benar? Mari kita lihat ulasan berikut ini.
Seperti halnya garam dan merica, penggunaan micin atau kerap disebut MSG (Monosodium glutamate) untuk penyedap rasa makanan dalam takaran secukupnya telah diakui keamanannya oleh badan kesehatan dunia (WHO). Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia juga telah mengakui keamanan pemakaiannya. Sejauh ini belum terdapat data yang akurat untuk menyatakan dosis aman penggunaan micin, namun lembaga-lembaga tersebut menyatakan penggunaan micin dalam dosis antara 0,5 – 1,7 gram per hari, tidak menunjukkan adanya efek samping. Namun, jika tubuh mendapat asupan zat aditif jenis ini secara berlebihan, maka ada kemungkinan timbul reaksi negatif pada tubuh.
Micin atau monosodium glutamat secara alami dapat ditemukan pada makanan yang mengandung protein tinggi. Berikut beberapa makanan yang mengandung MSG:
- Daging sapi, ikan, dan unggas.
- Rumput laut.
- Kecap.
- Keju parmesan.
- Tomat.
- ASI.
Berikut beberapa laporan dan penelitian yang mengklaim penggunaan micin berlebih dapat menyebabkan kondisi klinis tertentu yang memberi dampak negatif pada kesehatan, antara lain:
- Chinese Restaurant Syndrome
Kondisi ini bisa menyebabkan munculnya gejala berupa sakit kepala, mati rasa, kemerahan, kesemutan, jantung berdebar, nyeri dada, mual, lemah, letih, dan mengantuk. Ini terjadi ketika seseorang mengonsumsi micin lebih dari 3 gram. Akan lebih parah ketika orang yang mengonsumsinya sensitif terhadap MSG. Namun, gejala-gejala tersebut belum tentu pula disebabkan oleh mengonsumsi micin saja. - Kerusakan sel saraf
Sejumlah penelitian menyatakan bahwa glutamat pada MSG dosis tinggi dapat bertindak sebagai racun yang menyebabkan kerusakan sel saraf. Bahkan disebutkan, MSG dapat menyebabkan gangguan fungsi otak dan kerusakan berbagai organ. Unsur ini juga dapat menimbulkan sejumlah penyakit, seperti Alzheimer, Parkinson, dan gangguan konsentrasi ketika belajar. - Asma
Penelitian lain juga menunjukkan mengonsumsi micin dengan takaran berlebih dapat menyebabkan asma. Adapun jumlah takaran yang dapat memicu gejala tersebut adalah sebesar 3 gram dalam sekali makan. - Obesitas dan kegemukan
Penelitian lain juga menyebutkan, mengonsumsi micin secara berlebihan dipercaya dapat menyebabkan obesitas atau kegemukan. Namun ada pula penelitian lain yang berpendapat bahwa micin dapat membuat seseorang kenyang lebih lama dan membantu menjaga berat badan. Karena itu, efek micin terhadap naik turunnya berat badan masih perlu diteliti lebih lanjut. - Sakit kepala dan hipertensi
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi micin dalam jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Beberapa orang juga terlihat lebih sensitif terhadap micin, dan akan mengalami efek berupa sakit kepala. Namun penyebab hal tersebut belum diketahui secara - Merusak sel
Sejumlah peneliti juga mengklaim bahwa MSG dapat merusak sel dan materi genetik. Efek micin ini dipredikisi bisa merusak limfosit atau sel darah putih. - Kerusakan ginjal dan depresi
Penelitian lain menyebut bahwa mengonsumsi micin dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan gejala depresi depresi akibat perubahan serotonin, yaitu sinyal di otak yang memengaruhi suasana hati dan emosi.
Jadi kesimpulannya, jika micin dikonsumsi berlebihan baru dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi tubuh kita. Salah satu hal yang dijamin aman bagi tubuh kita maupun makanan yang kita konsumsi adalah Baking Paper Seven. Kertas makanan yang memiliki lapisan silikon yang dijamin foodgrade, higienis, dan dapat digunakan berkali-kali. Dapat digunakan untuk memanggang,memasak,mengukus,memisahkan daging beku, dll.